BLOGGER TEMPLATES + TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 26 Juni 2009

Suralaya oh Suralaya

Waktu Kerja Praktek itu tiba..Ketika gw nympe di suralaya, gw br tahu kalo tpt kerja gw itu tnyta besar bgt..PLTU Suralaya merupakan PLTU terbesar se-Asia Tenggara..
Walaupun baru 2 minggu disana,tapi gw punya segudang cerita..
Mulai dari tim khusus,kelakuan anak2 yang gila, pekerja disana dan setumpuk pekerjaan
Ketika pertama kali merasakan kerja, kalimat yang pertama keluar dari mulut gw adalah..
Cukup sebulan gw ngerasain yg namanya cari uang..hehehehe...
Hidup memang keras..dan cari uang itu ga gampang..
Bayangkan..untuk sampai ke kantor 1 ke kantor lainnya aja, gw msti jalan kaki sejauh 5 km bolak-balik untuk mendapatkan data...
Itu belum seberapa..
Gw fobia akan ketinggian, namun ketiak KP itu semua hilang..
Gw harus naik ke boiler dengan ketinggian 93 m dan dengan strukur platform yang berlubang-lubang sehingga otomatis tembus pandang ke bawah..
Ingin menangis namun gak bisa..
Pemandangan pantai yang indah dari ketinggian tersebut tidak dapat aku rasakan sama sekali akibat rasa takut ku yang mendominasi..
Kemudian cerita itu bertambah dengan kondisi cuaca yang sangat panas serta debu batu bara, fly ash, dan bottom ash yang berterbangan...
Itu hanya sedikit cerita...
Pengalaman yang paling miris sekaligus mengesankan untuk gw adalah ketika gw akan melakukan pengukuran radiasi di bunker pelevelan batu bara..
Gw ditemani oleh salah satu petugas proteksi radiasi yang sudah tersertifikasi di PLTU Suralaya..Orangnya sangat santai dan agak preman..Mengapa
Karena Ketika gw mau melakukan pengukuran,gw hanya mengenakan APD berupa masker, safety shoes, dan helm..Sungguh sangat menakutkan
Untuk tingkat bahaya tinggi seperti radiasi APD tersebut tidaklah cukup..
Ketika aku berada di bunker, temperatur di dalam tempat tersebut sangatlah tinggi ditambah dengan debu batu bara yang bertebaran...
Saat akan melakukan pengukuran petugas tersebut mengatakan bahwa pernah kejadian di PLTU Suralaya..
Ada seorang petugas yang menemukan ceceran radium di dekat bunker dan orang tersebut mengambil radium tersebut dan memasukannya ke kantong..
Minggu pertama muncul gejala demartitis, lalu sebulan berlalu orang tersebut tak tertolong lagi jiwanya..
Lalu gw dijelaskan bahwa apabila gw berdiri dekat sumber radioaktif selama lebih dari 30 menit maka gw akan steril..Sungguh menakutkaan...
Yang gw pikirkan saat itu hanya, bagaimana gw bisa keluar dari bunker itu secepat mungkin..Detik per detik terasa sangat lama ketika itu..
Cerita-cerita di atas hanya sebagian kecil dari cerita gw selama 2 minggu..